Liburan adalah hal yang menyenangkan. Namun bagi pengidap ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder), liburan bisa menjadi tantangan tersendiri. Banyaknya rangkaian kegiatan selama liburan dapat membuat pengidap ADHD kewalahan sehingga memicu tindakan hiperaktif dan impulsif.
Apa Itu ADHD?
ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder) adalah gangguan perkembangan yang paling umum dialami anak-anak, terkait dengan kesulitan dalam memusatkan perhatian dan terlalu aktif. Kondisi ini umumnya pertama kali didiagnosis di masa kanak-kanak dan sering kali berlanjut hingga dewasa.
Pengidap ADHD umumnya memiliki kesulitan untuk tetap fokus pada tugas yang dikerjakan, sulit memusatkan perhatian, sering melamun, dan memiliki masalah dalam mengatur atau menyusun jadwal.
Karenanya, anak dengan ADHD membutuhkan rutinitas yang baik dari hari ke hari untuk membantunya lebih terstrukur, dan menghindari hal yang bisa mengalihkan perhatiannya. Hidup dengan rutinitas dan jadwal membantu anak dengan ADHD lebih mampu mengendalikan perilaku serta mencegah stres dan gangguan kecemasan.
Baca Juga: ADHD Tidak Sama dengan Anak Aktif Banyak Energi, Ini Perbedaannya
Tips Liburan Bagi Pengidap ADHD
Pengidap ADHD yang terbiasa dengan rutinitas perlu beradaptasi dengan agenda liburan yang cenderung memiliki jadwal bebas dan tidak terstruktur. Kondisi ini bisa menjadi tantangan bagi pengidap ADHD. Meskipun pengidap ADHD tampak menikmati liburan, namun gejala ADHD yang dirasakan dapat memburuk akibat tidak adanya jadwal atau rutinitas yang tertata.
Dilansir dari WebMD, berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan bagi pengidap ADHD agar tetap dapat menikmati liburan:
1. Buat rencana liburan
Liburan penuh dengan agenda yang padat dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Orang dengan ADHD cenderung menunda kegiatan sehingga membuat rencana Anda semakin berantakan. Untuk itu, buat rencana liburan yang rinci hingga ke aktivitas harian. Cara ini membantu pengidap ADHD untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan sesuai jadwal dan mencegah mereka terdistraksi.
Namun perlu diingat bahwa membuat terlalu banyak rencana juga tidak baik. Misalnya, agar Anda tidak kebingungan dengan jadwal mingguan yang terlalu banyak, rencana kegiatan yang sudah Anda buat bisa disebar dalam kurun waktu beberapa minggu.
2. Fokus pada kegiatan yang penting
Pengidap ADHD dapat merasa kewalahan jika terlalu banyak menerima rangsangan atau stimulus. Orang dengan ADHD sering merasa kesulitan dalam memproses rangsangan yang diterima sehingga menyebabkan ia menjadi kehilangan perhatian (inattentiveness), bersikap pasif, mudah bosan dan sulit berkonsentrasi.
Untuk itu dalam menyusun rencana liburan sebaiknya fokus pada 1-2 kegiatan inti yang paling Anda inginkan. Apabila rencana liburan terlalu padat, pengidap ADHD akan merasa kewalahan secara fisik dan emosional. Sebaiknya atur liburan agar tetap sederhana dan bisa dinikmati bersama.
Baca Juga: Pengaruh ADHD pada Kehidupan Remaja
3. Bicarakan dengan dokter atau terapis
Liburan bisa menjadi pemicu stres baik bagi pengidap ADHD maupun tidak. Untuk mengantisipasinya, Anda bisa berkonsultasi dengan terapis di masa sebelum liburan agar lebih siap menghadapi liburan.
Misalnya, Anda merasa tidak nyaman dengan bertemu banyak orang saat liburan. Konsultasi dengan terapis akan membantu Anda menyiapkan diri menghadapi berbagai masalah pemicu stres yang mungkin timbul saat liburan.
4. Jalani hidup sehat
Stres saat liburan bisa menjadi pemicu gejala ADHD semakin parah. Untuk menanganinya, Anda dapat menerapkan gaya hidup sehat seperti:
- Menerapkan rutinitas seperti bangun pagi dan tidur malam sesuai jadwal
- Olahraga teratur
- Mengatur deadline pekerjaan atau sekolah
- Patuhi jadwal atau rutinitas lainnya
- Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter
Banyaknya kegiatan dan stimulus saat liburan dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pengidap ADHD. Namun dengan perencanaan yang matang, acara liburan bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi Anda dengan ADHD. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter mengenai agenda liburan Anda dan obat-obatan yang sebaiknya dikonsumsi.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma